Pertukaran Film di Festival Sayama de Cinema Memperkenalkan Keindahan Budaya Indonesia

Business667 Dilihat

Indonesia terus memperkenalkan kekayaan budayanya kepada dunia, dan upaya terbaru dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo. KBRI Tokyo baru-baru ini memulai inisiatif pertukaran budaya yang mengesankan melalui pemutaran film dalam Festival Sayama de Cinema.

Tindakan luar biasa ini dilakukan oleh KBRI Tokyo dalam rangka memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Pada tanggal 16 dan 17 September 2023, kota Sayama, Saitama, Jepang, menjadi tuan rumah bagi ratusan warga Jepang yang membanjiri festival film Sayama de Cinema.

Festival film tahunan ini, yang telah berlangsung selama tujuh tahun, kali ini memiliki tema khusus, yaitu memperingati 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Ini adalah hasil kerjasama erat antara KBRI Tokyo, PT Produksi Film Negara (PFN), dan Universitas Seibu Bunri of Hospitality.

Yusli Wardiatno, yang mewakili KBRI Tokyo, dengan semangat menyatakan bahwa pertukaran budaya melalui pemutaran film adalah elemen penting dalam mempererat hubungan antar-negara dan antar-bangsa. Dalam kata-katanya, dia menyampaikan, “Melalui pemutaran film Indonesia ini, kami berharap warga Jepang akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam, pengetahuan, dan pendidikan tentang Indonesia. Semoga ini akan memicu minat mereka untuk lebih mengenal Indonesia dengan mengunjungi negara kami secara langsung.”

Misi awal festival ini adalah memberikan kesempatan kepada warga Sayama untuk menikmati film-film pemenang penghargaan dari festival-festival film internasional. Beberapa film Indonesia yang diputar termasuk “Autobiography” karya sutradara Makbul Mubarak, “LAUT (Umi o Kakeru)” karya sutradara Koji Fukada, dan film “Filosofi Kopi.”

“Autobiography” adalah sebuah drama cerita Indonesia yang pertama kali ditayangkan secara internasional di Festival Film Venesia 2022.

Sementara itu, film “LAUT (Umi o Kakeru)” adalah hasil kolaborasi antara Indonesia dan Jepang yang mengambil latar alam dan masyarakat Banda Aceh. Film ini mengisahkan kisah seorang lelaki misterius yang muncul di pesisir pantai sekitar Banda Aceh, diperankan oleh selebriti Jepang terkenal, Dean Fujioka, yang memiliki ikatan keluarga dengan Indonesia.

Kazuhiko Yamaki, Rektor Universitas Seibu Bunri of Hospitality, mengungkapkan apresiasi kepada KBRI Tokyo dan PT PFN atas dukungan mereka dalam memperkaya program kebudayaan di sekolah dan kampus Seibu Bunri melalui Sayama De Cinema.

Selain pemutaran film, Festival Film Sayama de Cinema juga mengadakan talk show yang melibatkan Programming Director Tokyo International Film Festival, Shozo Ichiyama, dan sutradara film “LAUT,” Koji Fukada.

Dalam sesi talk show tersebut, sutradara Fukada berbagi pengalaman pribadinya di Aceh yang menginspirasinya untuk membuat film dengan latar belakang Tsunami di Aceh. Dalam kata-katanya yang menggugah, ia menyampaikan, “Saya ingin menekankan bahwa sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan, dan kita tidak bisa meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang pasti, tsunami tidak memilih korban, siapa pun bisa menjadi korban. Bagaimana kita meresponsnya adalah yang membedakan manusia berdasarkan budayanya.”

Melalui festival ini, Indonesia sekali lagi membuktikan keinginannya untuk berbagi keindahan budaya dan pengalaman dengan dunia, memperkuat ikatan diplomatik dengan Jepang, dan merangkul semangat kerjasama budaya yang luar biasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *